Tips Sebuah Panduan 5-Langkah untuk Mulai Manajemen Karir Impian Anda

Tips Jalan Pintas-Jika Anda bercita-cita untuk mengejar karir manajemen, yakinlah bahwa setiap manajer yang sukses di dunia dimulai di tempat yang sama - posisi manajemen entry-level. Jika Anda seorang pekerja muda, Anda mungkin perlu untuk berinvestasi beberapa tahun di perusahaan Anda untuk membuktikan diri dan membangun keterampilan kepemimpinan Anda sebelum Anda akan dianggap serius sebagai calon untuk posisi manajemen. Tetapi jika karir di manajemen adalah apa yang Anda inginkan, ada beberapa langkah konkret Anda dapat mulai mengambil sekarang untuk mendapatkan diri Anda di sana.
Pertama, Anda akan memerlukan latar belakang pendidikan yang tepat. Kemudian, Anda dapat mulai bekerja pada keterampilan yang Anda butuhkan untuk memimpin sebuah tim dan membuktikan diri lebih tinggi-up di perusahaan Anda. Akhirnya, Anda tidak akan mendapatkan posisi manajemen kecuali Anda membiarkan atasan Anda tahu bahwa di mana Anda ingin pergi dalam karir Anda. Ikuti langkah-langkah di bawah ini, dan Anda akan berada di jalan untuk karir yang memuaskan dalam manajemen dalam waktu singkat.

1

1. Dapatkan Pendidikan yang Tepat

Ada beberapa keterampilan manajerial Anda tidak bisa belajar di sekolah - tetapi itu tidak berarti latar belakang pendidikan di manajemen tidak penting. Seorang anak muda berharap untuk tanah posisi manajemen pertama harus mempertimbangkan belajar manajemen di tingkat sarjana.
Sebuah BA dalam Manajemen adalah kualifikasi cukup untuk memulai karir Anda. Sementara MBA memiliki nilai, biasanya terbaik untuk menghabiskan beberapa tahun dalam angkatan kerja sebelum lulus sekolah, sehingga Anda memiliki gagasan yang lebih baik dari apa spesialisasi Anda ingin mengejar. Selain itu, banyak perusahaan akan membayar Anda untuk kembali ke sekolah untuk gelar MBA kemudian dalam karir Anda jika mereka merasa Anda perlu satu.

2. Lakukan Great Job, Bahkan Jika Posisi Pertama Anda Apakah bukan Satu Manajemen

Bahkan dengan gelar BA dalam Manajemen, Anda mungkin tidak akan ditawarkan posisi manajemen langsung dari sekolah. Tidak apa-apa. Posisi entry-level memberi Anda kesempatan untuk membuktikan diri kepada perusahaan dan menunjukkan kepada mereka bahwa Anda adalah pilihan yang tepat untuk posisi manajemen.
Tentu saja, Anda harus melakukan pekerjaan yang besar dalam posisi apa pun yang Anda diberikan. Tidak ada perusahaan akan menempatkan Anda bertanggung jawab atas tim jika Anda bahkan tidak dapat menangani pekerjaan Anda sendiri. Selain itu, Anda mungkin akan membutuhkan pemahaman yang kuat tentang keterampilan Anda berkembang di posisi Anda saat ini untuk suatu hari nanti mengawasi karyawan yang akan terus setelah Anda.

3. Asah Orang Keterampilan

Pemimpin besar memiliki keterampilan orang-orang hebat, dan keterampilan orang-orang hebat yang tidak sering diajarkan di sekolah - mereka sesuatu yang Anda harus belajar melalui bulan atau bertahun-tahun berinteraksi dengan orang lain.
Bekerja pada keterampilan komunikasi Anda dan mengasah kemampuan orang-orang Anda . Sebagai manajer, Anda harus menginspirasi tim Anda untuk melakukan yang terbaik mereka, dan untuk melakukan itu, Anda akan perlu tim Anda menyukai dan mengagumi Anda.
2

4. Tampilkan Initiative

Menempel deskripsi pekerjaan Anda bukan cara untuk berdiri keluar sebagai pemimpin potensial dalam organisasi Anda. Menunjukkan beberapa inisiatif dan relawan untuk tugas-tugas dan tugas yang menampilkan keterampilan manajemen Anda.
Penawaran untuk membantu atasan Anda mengumpulkan anggaran tahunan, atau perkiraan biaya yang berkaitan dengan produk baru. Relawan untuk komite perencanaan atau tugas lain di mana Anda dapat memamerkan perencanaan dan manajemen keterampilan - pastikan tugas tersebut tidak menghambat kemampuan Anda untuk melakukan pekerjaan Anda ditugaskan.
Jika Anda tidak dapat mengambil pada setiap tugas tambahan di perusahaan Anda untuk alasan apapun, jangan khawatir. Anda juga bisa mendapatkan pengalaman dan mengembangkan keterampilan manajemen Anda melalui pekerjaan sukarela untuk organisasi non-profit lokal. Relawan di non-profit dapat membantu Anda maju dalam perusahaan Anda sendiri, atau memberikan Anda kesempatan untuk mengenal tokoh masyarakat yang dapat menghubungkan Anda dengan peluang manajemen di perusahaan lain.

5. Jangan Lupa Meminta Promosi

Tentu saja, lebih tinggi-up di perusahaan Anda tidak akan menawarkan peran manajemen jika mereka tidak tahu bahwa Anda ingin satu. Setelah Anda melakukan dasar untuk menunjukkan atasan Anda bahwa Anda pilihan yang baik untuk posisi manajemen, jangan lupa untuk mendekati atasan Anda dan mengekspresikan minat dalam posisi manajemen.
Waktu yang baik untuk membawa hal ini adalah selama kinerja ulasan Anda, ketika Anda dapat meminta untuk membahas masa depan karir Anda. Jika Anda tidak ingin menunggu, Anda bisa pergi ke bos Anda dan meminta untuk menyisihkan waktu untuk membahas pengembangan karir Anda , khususnya apa yang Anda dapat lakukan untuk memposisikan diri untuk pindah ke manajemen dalam waktu dekat.
Jika Anda ingin memiliki karir dalam manajemen suatu hari nanti, tapi Anda belum mendarat posisi manajemen pertama Anda, jangan putus asa. Lakukan apa yang Anda bisa untuk membuktikan kepada perusahaan Anda bahwa Anda materi manajemen, dan mendarat posisi manajemen pertama Anda hanya akan menjadi masalah waktu.

Fenomena: Buat Cewek di Dunia Kerja

 
Can You Have it All?
"Mari kita menemukan kembali kebahagiaan, dan mari kita mulai dari rumah." 


Dulu waktu kecil, kalau ditanya siapa idola wanita panutan kita, sebagian besar jawabannya tidak lain dan tidak bukan adalah Mama. Mungkin alasannya karena ga tau idola mana lagi yang bisa menjadi jawaban yang rasional. Atau emang kita bisa melihat Mama kita sendiri yang bisa kerja, ngurus keluarga, ngurus rumah, stay in shape, be social, and get 8 hours of sleep at night. Bener?

Seorang Mama yang seperti itu emang super human banget. Kebayang nggak, ABG cewek yang baru
dikasih setumpuk tugas sama dosen aja udah galau setengah mati dan nyerah pengen nikah aja. Apalagi Mama kita yang punya multiperan di dunianya, plus budaya kerja sekarang ini yang apa-apa dituntut serba bisa, yang intinya women have to be extremely talented and possess super human time management skills.

Pertanyaannya, apa kita harus jadi super human untuk mendapatkan semuanya tanpa mengesampingkan yang lain, supaya kita bisa jadi women that can have it all?
Sayangnya memang belum banyak kebijakan yang mendukung working women untuk menyeimbangkan work dan life-nya. Banyak working women yang ingin punya work-life balance dihadapi dilema dalam dunia kerjanya, karena takut dianggap kurang profesional, seandainya mereka meninggalkan pekerjaannya lebih awal untuk ngurus pekerjaan rumah yang selama ini ditinggal. Bahkan COO Facebook Sheryl Sandberg ngaku kalau dia nyesel pernah gak ikut dinner bareng keluarganya, tapi gak berani ngakuin secara terbuka alasan dia meninggalkan acara itu.
Dalam artikel Why Women Still Can't Have It All (at the Same Time) yang ditulis Anne-Marie Slaughter, dia berpendapat kalau ada budaya kerja yang harus diubah supaya lebih banyak working women yang bisa have it all tanpa perlu jadi super human.

Image credit: todaysparent.com
First, Eliminasi “The Time Macho”
Anne-Marie Slaughter bilang wanita sebenernya bisa have it all tapi gak di situasi sekarang.
But not today, not with the way America’s economy and society are currently structured,” tutur Slaughter.
Emangnya, ada apa dengan budaya kerja sekarang (gak cuma di Amerika, tapi juga di Indonesia yang orientasi working culture-nya berklibat ke Amerika)? Time Macho. Semakin lama dan kerasnya lo bekerja, semakin gede rewards yang lo dapet. Memang bagus buat ningkatin self-esteem lo, tapi apa iya selamanya hidup lo buat ngejar rewards mulu? Ketika lo berharap kerja 14 jam dalam sehari, produktivitas kerja lo makin lama makin menurun.
"My assumption that I would stay late made me much less efficient over the course of the day than I might have been, and certainly less so than some of my colleagues, who managed to get the same amount of work done and go home at a decent hour," tambah Slaughter.
Solusinya? Ya, harus menghapuskan adanya Time Macho dengan mengurangi budaya office face-time dan mendefinisikan ulang arti kerja keras, yang sebenarnya gak tercermin dari berapa lama lo ada di kantor.
Mengubah budaya itu emang susah. Apalagi budaya yang udah mengakar. Susahnya kayak mengubah budaya senioritas. Satu kata, susah. Kayak dalam masyarakat sekitar aja nih. Masih banyak yang berasumsi kalau seharusnya kita mulai bekerja saat usia kita menginjak 20-30an, mencapai puncak karir di usia 40-50an, dan istirahat untuk karir di akhir 50-60an. Padahal kalau untuk wanita, seharusnya terdapat jeda bagi mereka untuk mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan keluarganya.
“At one time, a successful professional was someone who could climb the furthest in the shortest time. But women who have children should think about the path upwards as made up of irregular stair steps,” kata Slaughter.

Image credit: wrightexecutive.com.au
Second, Revaluing Family Value
Slaughter menantang semua orang buat melepas persepsi negatif buat working women yang izin pulang duluan karena keperluan keluarga. What kind of society doesn’t let us say “I have to go to a parent-teacher meeting”? Berani jujur ke atasan emang susah. Dikiranya cuma alesan buat ninggalin pekerjaan. Tapi ada quote dari Carolyn Anderson yang bilang begini:
“In attempting to having it all, never forget that if we don't have love, joy, peace, tranquility and an ability to be truly present in our lives that we don't have it all anyway. We really don't have anything."
Gue pikir artikel yang ditulis Slaughter ini cukup bener dan budaya kerja kita yang selama ini memberikan stereotipe sendiri ke working women harus dibenahi agar nantinya kita (sebagai penerus Mama kita) yang bukan super human ini tetap bisa have it all, seimbang antara work dan life-nya. Untuk sekarang, women memang can have it all tapi sayangnya gak dalam waktu bersamaan.
Mari sama-sama berdoa biar beberapa tahun dari sekarang, women can really have it all at the same time.


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top